Jumat, 10 Mei 2013

Warna Pelangi #bab9

Titipan

Sepulang sekolah, aku langsung masuk ke gudang. Aku mencari sebuah kotak. Kotak kayu berukuran besar dengan ukiran bunga di setiap sisinya. Kisingkirkan barang-barang tak berguna lainnya. Nmaun tetap saja aku tak menemukannya.
    Tiba-tiba, aku merasa ada yang menyentuh kakiku. Kulihat ke arah bawah.
    "Huwa ...! Tikus ...!" jeritku, lalu segera meninggalkan gudang.
    "Kamu kenapa, Dek?" tanya Kak Kanya bingung.
    "Itu, di gudang ada tikus," jawabku.
    "Hah? Di gudang? Ngapain kamu ke gudang?" tanya Kak Kanya heran.
    "Mau cari kotak kayu yang ada ukiran bunganya itu, lho, Kak! Kakak lihat, tidak?" aku balik bertanya.
    "Lihat. Tapi sudah kakak kasih ke teman kakak sebagai hadiah perpisahan. Ada juga yang ukurannya kecil. Mau?" tawar Kak Kanya.
    "Eum ... boleh, deh!" jawabku.
    Kak Kanya pun masuk ke kamarnya, lalu kembali lagi dengan membawa kotak kayu berukir, namun ukurannya lebih kecil. "Terima kasih," ucapku, lalu segera pergi ke kamar.
    Di kamar ...
    "Hm ... Ferdi suka buku, aku kasih saja buku Harry Potter. Kan tebal, tuh! Jadi bisa lama dibacanya," ucapku, lalu segera mengambil buku Harry Potter di rak buku milikku.
    "Faldi suka makanan. Aku kasih apa, ya? Kalau aku kasih makanan, ntar bisa basi," pikirku bingung.
    Akhirnya kuacak-acak laci meja belajarku. Dan kutemukan voucher makan di Restoran Ikan. Batas penukaran vouchernya hingga lusa. Lalu, kuambil kalung tengkorak untuk Salsa, kalung berbandul kristal (mainan) untuk Rara, sandal bekas (tetapi masih bagus) untuk Bila. Dan, aku tak tahu apa yang ahrus kuberi untuk Kiki. Aku tak tahu apa kesukaannya. Akhirnya, kuambil saja gitar kecil untuknya.
    Lalu, kutata rapi semua itu di dalam kotak kayu. Sebisa mungkin untuk menyimpan semuanya. Hingga akhirnya, selesai juga! Tinggal kutulis surat yang berisi:

    Untuk teman-temanku di kolong jembatan
    Hai! Aku rindu kalian. Bagaimana keadaan kalian? Semoga baik-baik saja, sama sepertiku! Oya, aku ingin memberikan ini untuk kalian. Semoga kalian suka, ya! Maaf, aku tak bisa datang dan hanya bisa menitipkannya pada Ridwan. Oya, kuharap kalian mau memaafkan Ridwan.
    Harry Potter untuk Ferdi. Voucher ke Restoran Ikan untuk Faldi. Kalung tengkorak untuk Salsa. Kalung berbandul kristal untuk Rara, sandal untuk Bila, dan gitar kecil untuk Kiki. Maaf, aku hanya bisa memberikan gitar. Soalnya aku tak tahu apa kesukaanmu.
    Semoga kalian suka, ya! 
Salam, Qelania

    Usai menulis surat, kumasukkan surat itu ke dalam kotak. Lalu, aku segera pergi, hendak makan siang. Dan kutinggalkan kotak itu di kamar ...

***

Ting tong!
    Bel rumahku berbunyi. Aku langsung membukanya. Rupanya Ridwan yang datang.
    "Ayo, masuk dulu! Aku mau ambil barangnya dulu!" ucapku.
    "Ah, tidak usah. Aku tunggu saja di sini," balas Ridwan.
    "Oh, kalau begitu baiklah. Tunggu, ya!" ucapku.
    Aku pun segera naik ke kamar. Lalu mengambil kotak kayu dan kembali lagi. "Ini, jangan dibuka, ya! Oya, aku juga ingin memberikan sesuatu." ucapku.
    Kuambil coklat di kulkas. Lalu kuberikan pada Ridwan. "Ini, untuk bayaranmu." 
    Kami pun tertawa. "Terima kasih. Ya sudah, aku pergi dulu, ya!" pamit Ridwan.
    "Titip salam untuk semuanya!" seruku.
    "Ok!" balas Ridwan lalu segera pergi.
***


4 komentar: